Cukupi Kebutuhan Energi untuk Otak Anak

Sejak si kecil di dalam kandungan hingga ia lahir dan tumbuh besar, Anda pasti selalu memastikan kebutuhan nutrisinya tercukupi dengan baik. Mulai dari rutin mengonsumsi susu dan suplemen selama masa kehamilan, memberinya ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, hingga memberi makanan padat yang segar dan penuh gizi di masa pertumbuhannya.
Lima tahun pertama dalam masa pertumbuhan anak merupakan masa yang paling penting. Saat anak berusia 5 tahun, pertumbuhan otaknya telah mencapai lebih dari 85 persen. Pada masa ini dan  seiring dengan proses belajarnya, maka anak akan banyak bergerak dan melakukan eksplorasi untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Ia akan berjalan, berlari, bermain, bernyanyi, bahkan berpikir. Saat itu, bukan hanya sekadar makanan bergizi yang ia butuhkan. Ia juga membutuhkan makanan yang mampu mencukupi kebutuhan energinya. Tak hanya energi untuk aktivitas fisik, tapi juga aktivitas otaknya.

Kenapa otak membutuhkan energi? Karena seiring dengan pertumbuhan anak, ia akan semakin banyak menggunakan otaknya untuk berpikir dan berkonsentrasi. Saat bermain balok berwarna, misalnya, ia tak lagi hanya sekadar menumpukkan balok-balok tersebut, tapi juga mempelajari warna, bentuk, dan tekstur balok tersebut. Sama seperti aktivitas fisik, berpikir dan berkonsentrasi juga bisa menguras energy. Oleh karena itulah, energi tersebut sangat dibutuhkan anak pada 5 tahun pertama masa pertumbuhannya.

Pada usia 1 – 6 tahun,  berat otak anak kurang dari 10 % dari total berat tubuhnya, namun kebutuhan energinya lebih dari 40 % total energi tubuh. Selama masa ini, otak anak bahkan membutuhkan energi 2 kali lipat dibandingkan otak dewasa. Secara umum, kebutuhan energi otak untuk anak usia 1,5 – 5 tahun adalah sebesar 44 - 53% dari total energi tubuhnya. Sementara otak orang dewasa hanya membutuhkan sebesar 23 - 27% dari total energi tubuhnya.

Untuk mencapai pertumbuhan optimal otak sekaligus fisiknya, anak membutuhkan nutrisi yang bisa memberikan asupan energi yang lebih lama. Oleh karena itu, sangat penting memilih makanan dan minuman yang tepat untuk membantu si kecil tetap aktif dan bertenaga sepanjang hari. Mulailah dengan menyiapkan menu sarapan bergizi di pagi hari, saat tingkat energi masih relatif rendah karena tubuh tak mendapat asupan makanan atau minuman apapun sepanjang malam. Apalagi, saat tidur sekalipun,otak manusia tetap mengonsumsi energi.

Isomaltulosa adalah salah satu jenis karbohidrat unik yang mampu menyediakan asupan energi lebih lama dibandingkan dengan sukrosa, sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi otak lebih optimal. Jika otak dan fisik mendapat asupan energi yang cukup, aktivitas anak, termasuk dalam hal kognitif, juga dapat berlangsung optimal. 

Sumber: Abatasa




Previous
Next Post »