Untung besar setiap bulannya tentu menjadi harapan bagi setiap pengusaha. Tidak heran bila beragam cara dan strategi pemasaran pun dijalankan untuk mendongkrak pemasaran bisnisnya.
Meskipun begitu, terkadang besarnya biaya pemasaran yang telah dikeluarkan para pengusaha tidak sebanding dengan omset penjualan yang mereka datangkan. Bahkan tidak sedikit pelaku usaha yang harus gigit jari menelan kerugian cukup besar untuk menutupi semua biaya pemasaran.
Meskipun begitu, terkadang besarnya biaya pemasaran yang telah dikeluarkan para pengusaha tidak sebanding dengan omset penjualan yang mereka datangkan. Bahkan tidak sedikit pelaku usaha yang harus gigit jari menelan kerugian cukup besar untuk menutupi semua biaya pemasaran.
Karena itu, untuk menghindarkan Anda dari pemasaran bisnis yang kurang efektif. Berikut ini kami informasikan beberapa strategi pemasaran bisnis yang membutuhkan budget minimum namun bisa mendatangkan omset penjualan yang maksimum.
1. Manfaatkan perkembangan infonet untuk memperluas pemasaran
Tak bisa kita pungkiri bila pertumbuhan infonet yang semakin pesat, turut memicu keramaian lalu lintas transaksi online di dunia maya. Bila dulunya masyarakat masih takut dan ragu untuk melakukan pembelian secara online, belakangan ini mereka mulai percaya dengan kredibilitas bisnis online dan semakin familiar dengan aktivitas jual beli via internet. Karena itu, tidak ada salahnya bila Anda pun mulai memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut untuk memperluas jangkauan pemasaran.
Jika dibandingkan dengan strategi pemasaran tradisional (cetak brosur, pamflet, baner, spanduk, dll) yang memakan biaya promosi cukup besar, pemasaran online bisa Anda jalankan dengan sangat mudah dan murah. Sebab, yang Anda butuhkan hanyalah koneksi internet dan selanjutnya Anda bisa mempromosikan bisnis tersebut melalui fasilitas gratisan (jejaring sosial) maupun memanfaatkan fasilitas berbayar seperti membeli domain untuk membuka toko online.
2. Penuhi kebutuhan konsumen dengan konsep One Stop Shopping
Setiap konsumen pastinya tidak ingin repot dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, Anda bisa memberikan pelayanan one stop shopping untuk mempermudah para pelanggan dalam memenuhi semua kebutuhan.
Dalam menjalankan sebuah usaha, kehadiran kompetitor (pesaing) menjadi salah satu resiko bisnis yang tak bisa terpisahkan. Karenanya, jangan pernah takut menghadapi persaingan pasar, dan jadikan para pesaing Anda sebagai guru pembelajaran untuk meningkatkan pelayanan.
Konsep seperti ini belakangan mulai diterapkan para pelaku usaha untuk menarik minat konsumen, contohnya saja seperti toko handphone di Indonesia yang sekarang ini mulai menggabungkan antara pusat penjualan handphone dengan toko aksesoris handphone, jasa servis handphone, hingga memberikan kemudahan kepada para konsumen untuk melakukan pengisian pulsa. Dengan memberikan total pelayanan kepada konsumen Anda, maka secara tidak langsung memperbesar peluang bagi Anda untuk membangun loyalitas konsumen.
3. Carilah kelemahan kompetitor Anda
Mulailah dengan melakukan pengamatan untuk mengetahui kelebihan serta kelemahan pesaing, dan jadikan kelemahan tersebut sebagai peluang bagi Anda untuk meningkatkan nilai tambah (faktor pembeda) bagi bisnis Anda. Contoh sederhananya seperti, bila toko obat/apotek lainnya hanya buka jam 10.00-21.00 setiap hari kerja, maka dr. Gideon Hartono (pendiri Apotek K24) mengatasi persaingan tersebut dengan membuka sebuah apotek dengan konsep unik yang melayani konsumennya 24 jam nonstop dan tetap beroperasi meskipun di hari-hari libur.
4. Pancing respon pelanggan untuk memperkuat brand bisnis Anda
Respon balik dari pelanggan menjadi salah satu kekuatan yang bisa Anda manfaatkan untuk mengoptimalkan pemasaran. Bahkan tak jarang para pelaku usaha sengaja menciptakan sebuah keunikan tersendiri untuk memancing respon para pelanggan. Hal ini sangatlah penting, mengingat respon positif dari para pelanggan menjadi aset bagi Anda untuk memperkuat brand bisnis yang akan diangkat. Contohnya saja seperti kesuksesan pemasaran produk Maicih yang berawal dari ketertarikan sekelompok remaja di Kota Bandung, yang kemudian mulai menyebar luas ke seluruh penjuru nusantara karena adanya penyebaran informasi melalui pemasaran word of mouth (dari mulut ke mulut) hingga pada akhirnya memperkuat brand maicih di pasar regional maupun tingkat nasional.
Sumber: disini
ConversionConversion EmoticonEmoticon