Semua hadits-hadits ini adalah shahih.
Doa dan dzikir yang terkandung di dalamnya sangat penting untuk
melindungi manusia dari setiap kejahatan dan menjaganya dari syetan,
musuh, penyakit, kecemasan, dan semua madharat. Selain itu, pahala yang besar senantiasa me-nunggu orang yang mengucapkannya.
Tidak ada obat yang lebih manjur untuk
penyakit hati selain daripada dzikir. Dzikir ibarat air untuk ikan dan
air untuk tanaman. Dzikir akan menjernihkan hati, menyembuhkan dada dari
kegelisahan dan kesempitan, memperkuat badan dan jiwa, melenyapkan
kesusahan, meng-usir syetan, dan menurunkan malaikat, rahmat, dan
ketenangan.
Setiap seseorang berdzikir, maka para
malaikat akan membangun rumah untuknya di surga. Apabila ia berhenti
berdzikir, malaikat pun juga berhenti membangun. Demikian juga, dzikir
adalah penanam di surga. Apabila sese-orang berhenti berdzikir, maka
penanam itu juga berhenti.
Dzikir dapat melenyapkan korosi ‘karat’
hati, menjernihkan jiwa, mendatangkan kecintaan kepada Allah, kemudian
kepada manusia, mem-bangun tawakkal, serta mendatangkan ketenang-an dan
keridhaan terhadap taqdir. Dzikir dengan segala macamnya ibarat apotik
yang menyedia-kan berbagai macam obat untuk penyakit yang berbeda-beda.
Di antaranya, ada yang dapat me-nyembuhkan dari kecemasan, yang lain
dari ke-susahan, yang ketiga dari tidak bisa tidur, yang keempat dari
rasa takut, yang kelima dari syetan, dan sebagainya. Sang Dokter yang
bijaksana shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan-nya
setara dengan seteguk pil, tiga teguk, enam teguk, dan seterusnya.
Dzikir-dzikir pagi adalah sejak terbitnya fajar hingga terbitnya
matahari. Sedangkan dzikir-dzikir sore adalah sejak ba’da ashar.
Al-faqir ilallah
Dr. Abdullah Azzam
Tidak ada obat yang lebih manjur untuk penyakit hati selain daripada dzikir. Dzikir ibarat air untuk ikan dan air untuk tanaman. Dzikir akan menjernihkan hati, menyembuhkan dada dari kegelisahan dan kesempitan, memperkuat badan dan jiwa, melenyapkan kesusahan, meng-usir syetan, dan menurunkan malaikat, rahmat, dan ketenangan.
1. Setelah shalat Shubuh tanpa mengubah sikap duduk, langsung membaca sebanyak sepuluh kali :
لَا إِلهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Tiada Dzat yang berhak disembah
melain-kan hanya Allah semata. Tiada sekutu bagi-Nya. Ia memiliki
kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Ia Mahakuasa atas segala se-suatu.”
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu me-riwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa mengucapkan di pagi hari, ‘La ilaha illallah wahdahu la syarika kalah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadir’, sebanyak
sepuluh kali, maka Allah menulis sepuluh kebaikan untuknya dan
menghapus sepuluh keburukan. Kalimat ini sebanding dengan memerdekan
empat orang hamba sahaya dan menjadi penjaga baginya hingga tiba waktu
sore. Barang siapa meng-ucapkannya setelah shalat Maghrib, maka hal ini
serupa dengan yang tadi hingga tiba waktu pagi.”
2. Membaca ayat kursi :
﴿اَللهُ لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّموتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمواتِ وَالْأَرْضِ وَلَا يَؤُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ﴾
Dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu
bahwa ia memiliki timbunan kurma yang berkurang. Pada suatu malam, ia
menjaga-nya. Tiba-tiba datanglah makhluk melata menyerupai seorang
pemuda. Ubay meng-ucapkan salam kepadanya, lalu ia membalas salamnya.
Ubay bertanya, “Kamu ini apa? Jin atau manusia?” Makhluk itu menjawab,
“Jin.” Ubay berkata, “Tunjukkan tanganmu kepadaku!” Maka, makhluk itu
menunjukkan tangannya. Ternyata, tangannya adalah tangan anjing dan
rambutnya juga rambut anjing. Ubay bertanya, “Beginikah bentuk jin?”
Makhluk itu menjawab, “Bangsa jin mengetahui bahwa di antara mereka ada
yang lebih buruk dariku.” Ubay bertanya, “Mengapa engkau datang ke
sini?” Makhluk itu menjawab, “Telah sampai berita kepada kami bahwa
engkau suka bersedekah, maka kami datang untuk mengambil sebagian
makananmu.” Ubay bertanya, “Apa yang dapat menyelamatkan kami dari
kalian?” Makhluk itu menjawab, “Ayat ini yang terdapat dalam surat
Al-Baqarah, yaitu Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum… Barang
siapa mengucapkannya di waktu sore, maka ia terselamatkan dari kami
hingga pagi. Dan barang siapa mengucapkannya di waktu pagi, maka ia
terselamatkan dari kami hingga sore.” Pada pagi harinya, Ubay bin Ka’ab
datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
untuk menceritakan kejadi-an pada malam itu. Rasulullah bersabda :
“Makhluk jahat itu berkata benar.” (Shahih. HR An-Nasa’i dan
Ath-Thabrany) “Allah, tidak ada tuhan melainkan Dia Yang Hidup
Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur. Kepunyaan-Nya segala yang di langit dan di bumi. Tiada yang
dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Allah Me-ngetahui
segala yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak
me-ngetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
Kursi Allah me-liputi langit dan bumi. Dan Allah tidak me-rasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
3. Akhir suratAl-Baqarah :
﴿آمَنَ الرَّسُوْلُ ِبمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُوْنَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لهَاَ مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَالَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ﴾
Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa membaca dua ayat terakhir Surat Al-Baqarah pada malam hari, maka dua ayat tersebut sudah mencukupi-nya.”“Rasul
telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka
mengatakan), ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang
lain) dari rasul-rasul-Nya’, dan mereka mengatakan, ‘Kami dengar dan
kami taat’. (Mereka berdo’a), ‘Ampunilah kami ya Tuhan kami, dan kepada
Engkaulah tempat kembali.’ Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan ke-sanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia men-dapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerja-kannya. (Mereka berdo’a), ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum
kami jika kami lupa atau bersalah. Ya Tuhan kami, jangan-lah Engkau
bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan
kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami,
ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau Pe-nolong kami, maka
tolonglah kami dari kaum yang kafir.’” (QS Al-Baqarah [2] : 284-286)
Arti sudah mencukupinya : cukup dari qiyamul lail atau melindungi dari kejahatan makhluk dan syetan.
4. Membaca :
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفََلَقِ، قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ
masing-masing tiga kali.
Berkata Abdullah bin Khubaib : “Pada suatu malam yang hujan dan gelap gulita, kami keluar untuk mencari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Tatkala kami menjumpai-nya, beliau bersabda ’Katakanlah!’, tapi saya
tidak mengatakan apa-apa. Kemudian beliau bersabda, ‘Kata-kanlah!’, tapi
saya tetap tidak mengatakan apa-apa. Beliau bersabda, ‘Katakanlah!’
Lalu saya bertanya, ‘Ya Rasulullah, apa yang harus saya katakan?’ Beliau
bersabda, ‘Katakanlah bahwa Allah itu tunggal (surat Al-Ikhlash) dan mu’aw-widzatain (surat
Al-Falaq dan An-Nas) di waktu pagi dan sore tiga kali. Ketigasurat itu
akan melindungimu dari segala sesuatu.” (Hadits shahih riwayat Abu Dawud
dan At-Tirmidzy. At-Tirmidzy mengatakan : Hasan Shahih)
5. Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu Akbar 34 kali.
Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapa yang mengucapkan subhanallah setiap selesai shalat 33 kali, alhamdulillah 33 kali, dan allahu akbar 33 sehingga berjumlah 99 kali, lalu sebagai pe-nyempurna kebaikan ia mengucapkan,
لَا إِلهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
kesalahan-kesalahannya diampuni meskipun banyaknya seperti buih di lautan.” (HR Muslim dari Abu Hurairah)
6. Hadits :
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ للهِ وَالْحَمْدُ للهِ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ
“Di pagi hari ini, kami dan segala
kerajaan hanya milik Allah. Segala puji bagi Allah, tiada sekutu
bagi-Nya. Tidak ada sembahan yang benar selain-Nya. Hanya kepada-Nya
tempat kembali.” (HR Al-Bizar dan Ibnu Suny dengan isnad jayyid dari Abu Hurairah)
7. Hadits :
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الْإِسْلاَمِ، وَعَلَى كَلِمَةِ الْإِخْلاَصِ وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ ص، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
“Kami berpagi hari di atas fithrah
(agama) Islam, di atas ‘kalimat murni’ (kalimat tauhid), di atas agama
Nabi kami Muham-mad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan di atas agama bapak kami Ibrahim yang lurus. Dan dia tidak termasuk orang-orang yang musyrik.” (HR Ahmad dan Ath-Thabrany dari Ubay bin Ka’ab. Rijal (orang-orang yang meriwayatkan)nya adalah rijal shahih)
8. Hadits :
أَللّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِيْ مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ
“Ya Allah, segala kenikmatan yang
tercurah di pagi hari ini padaku atau pada salah seorang di antara
makhluk-Mu adalah dari-Mu semata; tiada sekutu bagi-Mu. Maka segala puji
dan syukur hanya milik-Mu.”
Dari Abdullah bin Ghanam Al-Bayadhy radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa mengucapkan ketika pagi,
أَللّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِيْ مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ
maka ia telah menunaikan syukurnya untuk
sehari itu dan siapa yang mengucapkannya ketika sore maka ia telah
menunaikan syukurnya untuk malam itu.” (HR Abu Dawud, An-Nasa’i, dan
Ibnu Hiban dalam shahihnya. Hadits ini hasan)
9. Hadits :
يَا رَبِّيْ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ
“Ya Rabbi, bagi-Mu segala puji sebagai-mana yang layak bagi kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu. “
Hadits :Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita kepada para sahabat bahwa salah seorang hamba di antara hamba-hamba Allah mengucapkan, ‘Ya Rabbi, lakal hamdu kama yanbaghi li jalali wajhika wa azhimi sulthanika.’ Maka,
ucapan ini menjadikan dua malaikat bingung se-hingga mereka tidak tahu
bagaimana mereka harus menulis. Maka, naiklah keduanya ke-pada Allah,
lalu berkata, ‘Ya Tuhan kami, se-sungguhnya seorang hamba-Mu telah
meng-ucapkan suatu perkataan yang kami tidak tahu bagaimana harus
menulisnya.’ Allah bertanya –padahal Dia Maha Mengetahui apa yang
diucapkan oleh hamba-Nya—, ‘Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku?’ Mereka
menjawab, ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya dia mengucapkan, ‘Ya Rabbi, lakal hamdu kama yanbaghi li jalali wajhika wa azhimi sulthanika.’
Kemudian Allah berfirman ke-pada mereka, ‘Tulislah sebagaimana yang
diucapkan hamba-Ku itu hingga dia bertemu Aku, maka Aku yang akan
membalasnya.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah. Rijalnya tsiqat.)
10. Hadits :
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَرَسُوْلاً
“Aku rela Allah sebagai Tuhan, Islam se-bagai agama, dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul.”
Dari Tsauban dan lainnya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ber-sabda, ‘Barang siapa di kala pagi dan sore mengucapkan, ‘Radhitu billahi rabba, wa bil Islami diina, wa bi Muhammadin Nabiyya wa Rasula“, sungguh Allah akan meridhai-nya.” (At-Tirmidzy mengatakan, “Hadits shahih.”)
11. Hadits :
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقَهِ وَرِضَى نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
“Maha Suci Allah dan segala puji
bagi-Nya; sebanyak bilangan makhluk-Nya, serela diri-Nya, setimbangan
‘arsy-Nya, dan sebanyak tinta (bagi) kata-kata-Nya.” Tiga kali (HR Muslim dari Juwairiyah)
Dari Juwairiyah Ummul Mukminin radhiyallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
pergi meninggalkannya pagi-pagi untuk shalat Shubuh. Pada waktu itu
Juwairiyah berada di masjid (ruangan tempat ibadah)nya. Kemudian, Nabi
kembali di waktu dhuha sedangkan Juwairiyah masih duduk berdo’a. Nabi
bersabda, “Engkau masih dalam keadaan seperti pada waktu aku
meninggalkanmu?” Juwairiyah menjawab, “Iya.” Bersabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Aku telah mengucapkan empat kalimat setelah meninggalkanmu –tiga kali—
seandainya ditimbang dengan apa yang engkau ucapkan sejak hari ini
pasti meng-imbanginya. Kalimat itu adalah ‘Maha Suci Allah dan
segala puji bagi-Nya; sebanyak bilangan makhluk-Nya, serela diri-Nya,
se-timbangan ‘arsy-Nya, dan sebanyak tinta (bagi) kata-kata-Nya.’”
12. Hadits : Dari Aban bin ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Tidaklah se-orang hamba pada pagi dan sore hari meng-ucapkan,
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ -ثلاث مرات-
‘Dengan nama Allah yang bersama nama-Nya tidak celaka segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit. Dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui’ se-banyak
tiga kali, maka tidak ada sesuatu yang membahayakannya.” (Hadits shahih
diriwayatkan oleh imam yang empat. Al-Hakim menshahihkannya dan
Adz-Dzahaby menyepakatinya.)
Adalah Aban bin ‘Utsman menderita
ke-lumpuhan sehingga orang-orang pun melihat kepadanya. Maka Aban
berkata, “Apa yang engkau lihat? Hadits tersebut sebagaimana yang aku
sampaikan kepadamu, akan tetapi aku tidak mengatakannya pada waktu itu
agar Allah melaksanakan ketetapan-Nya.”
13. Hadits :
أَللّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ نَعْلَمُهُ
“Ya Allah, sesungguhnya kami
berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami
ketahui, dan kami me-mohon ampun kepada-Mu untuk sesuatu yang tidak kami
ketahui.” (HR Ahmad dengan isnad jayyid dari Abu Musa)
Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiyallahu ‘anhu berkata, “Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkhutbah ke-pada kami. Beliau bersabda, ‘Wahai sekalian manusia!
Hindarilah kesyirikan ini karena ia lebih samar dari semut yang
merayap.’ Maka, seseorang bertanya, ‘Ya Rasululah, bagai-mana kami
menghindarinya padahal ia lebih samar dari semut yang merayap?’ Beliau
bersabda, ‘Ucapkanlah, Ya Allah, sesungguh-nya kami berlindung
kepada-Mu dari me-nyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui, dan
kami memohon ampun kepada-Mu untuk sesuatu yang tidak kami ketahui.”
14. Hadits :
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (ثلاث مرات) [رواه مسلم عن أبي هريرة].
“Aku berlindung dengan kalimatullah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.” Tiga kali. (HR Muslim dari Abu Hurairah)
“Barang siapa mengucapkan di sore hari –tiga kali— ‘Aku berlindung dengan kalimatullah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya’, maka
tidak akan membahaya-kannya patukan ular pada malam itu.” (Hadits
shahih riwayat At-Tirmidzy, Ibnu Hiban, dan Al-Hakim dari Abu Hurairah)
15. Hadits :
أّللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوْذُ بْكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ) [رواه أبو داود بإسناد جيد عن أبي سعيد الخدري].
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu
dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat
pengecut dan bakhil, serta dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan
orang.” (HR Abu Dawud dengan isnad jayyid dari Abu Sa’id Al-Khudry)
Dari Abu Sa’id Al-Khudry radhiyallahu ‘anhu berkata, “Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
masuk masjid dan mendapati seorang laki-laki dari kaum Anshar yang
bernama Abu Umamah. Rasulullah bertanya, ‘Wahai Abu Umamah, mengapa
engkau duduk di masjid di luar waktu shalat?’ Abu Umamah menjawab,
‘Ke-sedihan dan hutang yang menimpaku, Ya Rasulullah.’ Bersabda
Rasulullah, ‘Maukah engkau aku ajarkan perkataan yang jika engkau
mengucapkannya, maka Allah akan menghilangkan kesedihanmu dan melunasi
hutangmu?’ Abu Umamah menjawab, ‘Aku katakan, ‘Iya, Ya Rasulullah.’
Beliau ber-sabda, ‘Katakanlah di pagi dan sore hari, ‘ Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan
ke-malasan, dari sifat pengecut dan bakhil, serta dari tekanan hutang
dan kesewenang-wenangan orang.’ Abu Umamah mengata-kan, ‘Aku
kerjakan hal itu sehingga Allah menghilangkan kesedihanku dan melunasi
hutangku.’” (HR Abu Dawud dengan isnad jayyid)
16. Hadits :
أَللّهُمَّ عَافِنِيْ فِي بَدَنِيْ، أَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِي سَمْعِيْ أَللّهُمَّ عَافِنِيْ فِي بَصَرِيْ، أَللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ
“Ya Allah, sehatkanlah badanku. Ya
Allah, sehatkanlah pendengaranku. Ya Allah, sehat-kanlah penglihatanku.
Ya Allah, aku ber-lindung kepada-Mu dari kekufuran dan ke-fakiran dan
aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur. Tidak ada yang berhak
diibadahi selain Engkau.” (HR Abu Dawud. Dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahaby dari Abu Bakrah)
17. Hadits : Diriwayatkan dari Syaddad bin Aus secara marfu‘, yaitu do’a sayyidul istighfar. Hendaklah engkau mengucapkan :
‘َللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada
yang berhak disembah selain Engkau. Engkau ciptakan aku dan aku adalah
hamba-Mu. Aku berada di atas janji-Mu semampuku. Aku mohon perlindungan
kepada-Mu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui banyaknya nikmat
(yang Engkau anugerah-kan) kepadaku dan aku mengakui dosa-dosaku, maka
ampunilah aku karena se-sungguhnya tiada yang mengampuni dosa-dosa
melainkan Engkau.”
Barang siapa mengucapkannya men-jelang
siang dan ia meyakininya, lalu pada hari itu ia mati, maka ia termasuk
penduduk surga. Barang siapa mengucapkannya men-jelang malam dan ia
meyakininya, lalu ia mati sebelum shubuh, maka ia termasuk penduduk
surga. (HR Al-Bukhary)
18. Hadits : Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq ber-kata, “Ya Rasulullah, ajarilah aku
sesuatu yang bisa kuucapkan di waktu pagi dan sore.” Rasulullah
bersabda, “Ucapkanlah,
أَللّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكُهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ وَشَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ -وفي رواية- وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءٌ أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
Ya Allah Yang Maha Mengetahui yang
ghaib dan yang nyata; Sang Pencipta langit dan bumi; Rabb segala sesuatu
dan Pemiliknya; aku bersaksi bahwa tidak ada Dzat yang berhak disembah
selain Engkau. Aku ber-lindung kepada-Mu dari kejahatan diriku dan
kejahatan syetan serta sekutunya –dalam riwayat lain ditambahkan— (Dan aku berlindung dari) menganiaya diri sendiri dengan keburukan atau berbuat dosa kepada orang muslim.
Ucapkanlah di pagi dan sore hari dan jika engkau mau tidur.”
Berkata At-Tirmidzy, “Hadits hasan shahih.” Dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahaby. An-Nawawy berkata, “Wa syirkihi” diriwayatkan dengan dua bentuk; dengan mengkasrahkan syin “wa syirkuhu” yang berarti “sekutunya” dan dengan memfathahkan syin dan ra‘ ”wa syarakihi” yang berarti “perangkapnya”.
19. Hadits : Berkata ‘Abdullah bin ‘Umar radhi-yallahu ‘anhuma, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan do’a-do’a ini ketika pagi dan sore,
أَللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، أَللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ، أَللّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ، وَآمِنْ رَوْعاَتِيْ، أَللّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنَ يَدِيْ وَمِنْ خَلْفِيْ وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ وَمِنْ فَوْقِيْ وَأَعُوْذُ بِعِظْمَتِكَ أَنْ ُأغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu
ampun-an di dunia dan akhirat. Ya Allah, aku me-mohon kepada-Mu maaf dan
ampunan dalam agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah,
tutupilah auratku dan berilah ke-amanan terhadap rasa takutku. Ya Allah,
jagalah aku dari depanku, belakangku, samping kananku, samping kiriku,
dan dari atasku. Aku berlindung dengan keagungan-Mu agar tidak dibunuh
dari arah bawahku.” (HR Abu Dawud, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah. Berkata Al-Hakim, “Shahih isnad-nya.” Hadits ini disepakati oleh Adz-Dzahaby.)
Hadits ini termasuk petunjuk dan mu’jizat nubuwwah karena makna paling dekat dari ucapannya “Aku berlindung dengan ke-agungan-Mu agar tidak dibunuh dari arah bawahku” adalah ledakan ranjau dari bawah kedua kakinya yang merupakan senjata paling berbahaya dan paling mematikan.
20. Hadits :
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِيْ لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
“Aku mohon ampunan kepada Allah yang
tiada Tuhan kecuali Dia, yang Maha Hidup kekal dan senantiasa mengurus
(makhluk-Nya) dan aku bertaubat kepada-Nya.”
Dari Ibnu Mas’ud secara marfu‘, “Barang siapa mengucapkan Astaghfirullahal ladzy la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atubu ilahi, maka dosa-dosanya diampuni.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzy, dan Al-Hakim. Isnad Al-Hakim adalah kuat.)
21. Hadits :
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلُّهُ، وَلَا تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
“Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan
se-nantiasa Mengurus (makhluk-Nya); dengan rahmat-Mu aku memohon
pertolongan; perbaikilah segala urusanku dan janganlah Engkau serahkan
kepadaku sekali pun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu).”
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Fathimah, ‘Apa yang menghalangimu untuk mengucapkan ketika pagi dan sore hari,
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلُّهُ، وَلَا تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
(Hadits shihih diriwayatkan oleh An-Nasa’i, Al-Bizar, dan Al-Hakim)
22. Bershalawat atas Nabi sepuluh kali.
“Barang siapa bershalawat atasku ketika
pagi dan sore hari sepuluh kali, maka ia akan mendapat syafa’atku pada
hari kiamat.” (HR Ath-Thabrany dari Abu Darda’ secara marfu‘ dengan dua isnad; salah satunya jayyid)
23. “Maha Suci Allah. Segala puji bagi-Nya.” Seratus kali.
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah berkata, “Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Barang siapa mengucap-kan ketika pagi dan sore hari, Subhanallah wa bi hamdihi, sebanyak
seratus kali; maka tidakl ada orang yang datang pada hari kiamat dengan
sesuatu yang lebih utama dari apa yang ia bawa kecuali orang yang
meng-ucapkan seperti yang ia ucapkan atau melebihkannya.”
24. Do’a penutup majelis :
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
“Maha Suci Engkau, ya Allah, dan
segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau,
aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Dari Abu Hurairah berkata, “Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‘Barang siapa duduk dalam suatu majelis dan banyak keributan di
dalamnya, lalu ia berkata sebelum berdiri dari majelisnya itu, Subhana-kallahumma wa bi hamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik, melainkan
Allah akan menghapus kesalahan-nya ketika berada di majelis itu.”
(Berkata At-Tirmidzy, “Hasan shahih.” Disepakati oleh Adz-Dzahaby dan
Al-Albany.)
25. Hadits :
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
“Maha Suci Tuhanmu yang mempunyai
ke-perkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan
atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.” (HR Abu Ya’la dari Abu Said secara marfu‘. Rijalnya tsiqat.)
Sumber: gashibu
Sumber: gashibu
ConversionConversion EmoticonEmoticon